Tuesday, 23 October 2018

Hal Yang Tak Terlalu Diperhatikan


Saat ini menurut kalian ada yang aneh tidak dengan musim? Coba pikirkan lagi, sekarang musim tidak bias diprediksi seperti halnya waktu dulu. Mengapa demikian? Hal-hal apakah yang memengaruhi?

Beberapa tahun yang lalu, musim di Indonesia dapat diperkirakan datangnya kapan, dan dapat diperkirakan berakhirnya. Orang-orang dulu seperti nenek moyang memiliki kalender tersendiri dalam menghitung musim. Misalnya orang jawa, memiliki tanggalan yang selamanya. Ciri-cirinya terbuat dari kayu, diukir, dan hanya orang-orang tertentu yang bisa menggunakanannya. Tanggalan tersebut tidak hanya digunkan untuk menghitung waktu musim hujan atau musim kemarau, akan tetapi juga digunakan untuk menentukan hari yang baik. Meskipun menurut pandangan Islam semua hari itu baik, tetapi sebagian masih mempercayai adanya hari baik. Biasanya yang menggunakan hari baik untuk merayakan pesta atau hajatan. Adanya tanggalan tersebut masyarakat jawa dapat mengetahui datangnya musim penghujan. Musim yang dinanti-nantikan kehadirannya. Bagaimana tidak? Dengan datangnya musim penghujan para petani dapat menggarap sawah dengan semaksimal mungkin. Air yang digunakan untuk mengairi sawah sudah tersedia dari hujan, atau waduk tanpa harus mengeluarkan uang untuk menyedot air dari sungai. Tumbuhan dapat tumbuh dengan subur karena nutrisi yang dibutuhkan terpenuhi. Sungguh musim hujan memang sangat dinantikan oleh para petani. Biasanya musim hujan digunakan untuk menggarap sawah, setelah musim hujan berakhir kurang lebih lima sampai enam bulan maka para petani menyabut musim kemarau. Musim kemarau identik dengan panasnya sinar matahari. Ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu. Setelah di musim hujan mengerjakan sawah, dimusim kemarau merupakan waktu untuk menjemur hasil panen. Seperti jagung, padi, dan lain-lain. Tidak hanya petani, para nelayan juga memanfaatkannya untuk menjemur ikan. Prediksi yang digunakan nenek moyang dalam menentukan musim tidak pernah salah, karena itu sudah tradisi. Dan belum ada faktor-faktor yang memengaruhi kedatangan musim. Sehingga orang jawa memiliki patokan untuk memulai aktivitasnya.

Kita kembali ke waktu sekarang. Satu tahun terakhir ini, musim di Indonesia tidak dapat diprediksi kedatangannya. Ada di sebagian daerah yang hujan bahkan sampai banjir, ada juga yang kekeringan. Mengapa demikian? Ini merupakan salah satu dampak dari pemanasan global, dan rumah kaca. dimana suhu di bumi semakin panas yang dapat memengaruhi iklim. Akibatnya beberapa daerah mengalami krisis air bersih atau kekeringan, mengalami kebakaran hutan, bahkan gagal panen. Mengapa musim selalu dikaikan dengan hasil pertanian? Karena masyarakat di Indonesia masih ketergantungan dengan alam saat mengolah sawah atau kebun. Menggunakan cara-cara tradisional, dan dalam pengolahannya ketergantungan dengan hujan. Kalau dalam setahun tidak terjadi hujan, maka hasil panen tidak maksimal bahkan mengalami gagal panen. Berbeda halnya dengan negara maju contohnya saja negara Jepang. Di Jepang ada pertanian bawah tanah. Tidak hanya di area terbuka saja yang langsung terkena sinar matahari. Pertanian bawah tanah ini hasilnya melimpah. Pencahayaanya untuk menggantikan matahari menggunakan lampu, dan medianya menggunakan pot. Pertanian bawah tanah di Jepang membutuhkan modal yang cukup besar, tetapi keuntungan yang didapat juga besar.
Beberapa faktor yang memengaruhi musim yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Warung Mochi Siap Menemani Ngemil-mu

           BINGUNG MAU NGEMIL APA? Ngemilikin kamu tapi ga bisa? Ngemil mochi SOLUSINYA Warung Mochi menyediakan berbagai varian mochi denga...